Menyambung artikel-artikel sebelumnya tentang kepedulian lingkungan yaitu Wisuda Peduli Lingkungan danâ Hari Lingkungan Hidup Dunia 2011, Kali ini kabar datang dari pemerintah Cina. Minggu lalu pemerintah Cina mulai memberlakukan larangan penggunaan kantong sampah atau istilah kerennya di Indonesia adalah “kresek”
Melalui stasiun berbahasa Inggris disana, pemerintah mengumumkan pemberlakuan larangan penggunaan kantong plastik tersebut dan memberlakukan denda bagi pelanggarnya.
Berita ini saya dapatkan dari salah satu Kompasianer masâ Rifki Feriandi dalam postingnyaâ Cina melarang penggunaan kantong plastik gratis. Indonesia kapan?. Silahkan menuju kesana untuk informasi selengkapnya.
Dijelaskan disana bahwa dengan pelarangan tersebut diperkirakan akan menyelamatkan bumi dari 24 milyar kantong plastik selama 3 tahun dari tahun 2008 (Pelarangan tersebut sudah diujicoba sejak 2008). Selama 3 tahun itu diperkirakan bisa mencapai berat 600 ton plastik. Plastik seberat itu sama aja dengan menghemat 3,6 juta ton cadangan minyak atau 5 juta ton batu bara standar dan mengurangi emisi karbon lebih dari sepuluh juta ton. Angka yang cukup fantastis bukan?
Kalau di posting sebelumnya Wisuda Peduli Lingkungan ada yang menganggap itu bukan solusi pencemaran dan tumpukan limbah plastik di Indonesia, memang di negeri kita belum bisa. Namun kita bisa meniru pemerintah Cina ini yaitu mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan kantong plastik ini.
Di Cina setiap aktivitas berbelanja sudah tidak lagi mempergunakan kantong plastik lagi untuk membawa barang belanjaan. Namun dari rumah sudah membawa tas sendiri-sendiri. Jika memang terpaksa harus menggunakan kantong plastik, merek harus membeli sendiri karena pedagang tidak lagi menyediakan kantong plastik secara gratis lagi. Dan harga kantong palstik disana kemungkinan besar mengalami kenaikan daripada sebelum diberlakukan larangan tersebut.
Bagi negara-negara yang sudah maju, para warga negaranya sudah paham betul akan dampak buruk dari plastik ini. Mereka dengan suka rela mengubah kebiasaan menggunakan kantong plastik dengan kantong kertas, atau yang lainnya. Seperti cerita dari mas Andre pada posting Ayo kurangi penggunaan tas plastik. Saat di supermarket bertemu seorang bule yang memarahi kasir karena memberikan kantong plastik sesaat setelah membayar. Si bule meminta untuk diganti dengan tas kertas saja. Budaya yang sangat baik bukan jika diterapkan disini?

Meskipun sudah menjadi kebiasaan selalu meminta ataupun diberikan kantong plastik cuma-cuma oleh pedagangnya saat membeli sesuatu, Namun pasti kita bisa membiasakan untuk selalu menolaknya digantikan dengan tas yang kita miliki, atau wadah lainnya.
Bumi kita butuh aksi-aksi kecil seperti ini.
Di beberapa negara maju mulai memberlakukan pembatasan penggunaan kantong plastik. Bahkan beberapa supermarket memberikan intensif khusus bagi pembeli yg tdk meminta kantong plastik
Wah kalau pemberian insentif ini saya baru denger nih.. Upaya yang cukup bagus juga buat menekan penggunaan kantong plastik… Kalau di negeri kita mungkin langkah awalnya dari individu dulu mengurangi ketergantungan memakai kantong plastik dulu…
jadi benar-benar berharap banget, kapan ya di Indonesia bisa seperti ini… Semoga harapan ini bukan sekedar harapan, tapi jadi kenyataan, minimal kita mulai dari diri sendiri dulu 🙂
Mari dimulai dari diri sendiri dulu kemudian ditularin ke lingkungan mas…
siiiip….
Kalau di Indonesia sih masih mengikuti semboyan lama, “Tiada hari tanpa kresek”, “Sekali pulang, dua – tiga kresek terbawa”, dan sebagainya :D.
Nah itu dia mas.. Sayapun juga sering tiap beli sesuatu meskipun cuma satu dan kecil terima juga tuh kresek cuma-cuma dari pedagang atau minimarket… Mulai sekarang bisa tuh kita mulai menolaknya, saya ganti trend bawa tas kecil tiap pergi kemana-mana…
Saya pikir cina udah lama menerapkan larangan ini..
hemm.. patut di contoh.. 😀
mari belajar sampai ke negeri cina 🙂
harus nya sih emang gitu. plastik terlalu menumpuk banyak
Yang namanya plastik kresek memang susah, kita sendiri masih mengadopsi sistem daur ulang dan itupun belum semua mendaurnya. Alhasil harus dibakar yang sebenarnya tak musnah 🙂
Iya kebanyakan membakarnya dan tak sedikit juga membuangnya begitu saja ke sungai seperti di jakarta… Alhasil sungai citarum, sungai ciliwung menjadi tempat sampah terpanjang…
Saya kalau mengganti kantong plastik dengan kertas harganya lebih mahal Mas, bisa menambah beban biaya operasional…he..he..he…
Kalau pakai keranjang kok kelihatan lucu ya, seperti abis dari pasar aja, padahal usaha saya bukan jualan kebutuhan sehari-hari. Pake ransel ???? Kalau dibebankan kepada konsumen boleh juga tuh. 😛
Mau2 aja tuh dikasih ransel,hehe… Ya karena disini masih diberlakukan beli gratis kresek jadi bisa dipastiin kresek ada dimana2 mas…
kalau gak dibungkus plastik, habis sekarang dibungkus apa dong ?
Apa aja bisa kok mas… Bisa keranjang, tas ransel atau apa yang bisa untuk wadah…
mantap dah infonya
sekarang blognya tambah sip, rajin update pula, 😀 hehe
Selamat datang kembali mas.. Blog mas Nova sekarang udah TLD gitu domainnya… enginenya blogspot bukan mas?
yup, betul mas 😀 hehe
gk cukup utk nyewa hosting, cm ckup beli domain ajah 🙂
mas, tuker link lg ya? hihi
Kalau dah hobi nanti terbeli kok mas… Okey silahkan pasang link saya mas…
Kresek dipilih karena praktis dan harganya murah. Saya pilih plastik kresek sih, di rumah bisa dimanfaatkan ulang buat tempat sampah.
Dan setelah sampahnya penuh dibuang ke pembuangan sampah ya mbak? Dan akumulasinya memang di pembuangan sampah banyak sekali bungkusan kresek.. hehe…
comment jus kidding: kalau plastik kresek dilarang ntar jadi inget cerita waktu SD kelas 3 pernah habis beli gorengan keburu bel bunyi tanda harus masuk kelas, dibuang sayang (mubadzir) mau dimakan pasti gak keburu akhirnya saya kantongin tuch gorengan (yang berminyak) ke dalam kantong celana heeee ….
comment rada serius heee .. : Semua itu tadi tak lepas dari perilaku dan budaya (seperti komentar saya sebelumnya, di postingan yg lain) merubah sesuatu yg sudah jadi kebiasaan itu sulit banget (bukan gak bisa) jadi untuk mewujudkannya harus ada leadernya, pemimpinnya, inisiatornya atau penggeraknya bisa unsur pemerintah atau masyarakat
Waduh gimana tuh jadinya celananya mas…hehe
Bener mas merubah sebuah kebiasaan sangat sulit. Perlu keteladanan dan pembelajaran… Semoga saja pihak terkait segera bergerak..
Kantung kain sepertinya solusi jitu yang perlu dibiasakan, Mas..
Iya mas cuma untuk membungkus produk yang bersifat cair tentu masih harus pake plastik… hehe
Setuju. Hal-hal kecil seperti ini yang harusnya disosialisaikan sedini mungkin. Dimulai dari ranah lingkungan kecil, seperti keluarga, kemudian makin meluas.
Tapi saya yakin Indonesia pun kelak mampu mengurangi penggunaan tas plastik. Cuma waktunya entah kapan..
pankapan ya mas…
mikir buat makan aja pusing, cari duit dengan mungutin sampah…
betul juga ya, kadang kita engg berpikir sampai ke sana..
ane g’ mikir kesana gan tp klo di indo kresek udah merupakan barang wajib buat beli2
Soalnya banyak yang mikir untuk cari makan aja susah kyak saya ini… udah lepas dari ortu mikirnya gmn cara aman biar bisa makan tiap hari dulu, wkwk
Kapan Indonesia menyusul? 😀
wah pertanyaan yang sulit dijawab nih.. hehe
halo sahabat. saya menawarkan produk tas anyaman tali plastik yang kuat dan elastis. tas ini kami buat bertujuan untuk mengurangi kantong plastik. silahkan cek blog kami liizha-handbags.blogspot.com